Rabu, 18 Juli 2012

9 bab 3

A. Menemukan Tema dan Pesan Syair yang Diperdengarkan
B. Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan pada Cerpen-cerpen dalam Satu Kumpulan Cerpen
C. Menyunting Karangan dengan Berpedoman pada Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca, Pilihan Kata, dan Keefektifan Kalimat
upload.wikimedia.org
4Pelajaran
Bahasa Indonesia SMP Kelas IX Berkorban untuk Orang lain
Syair merupakan salah satu sastra lama yang mengandung berbagai pesan kehidupan. Demikian juga cerpen, karya sastra yang lahir kemudian, mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat bagi pembaca. Dengan membaca/mendengarkan syair atau cerpen, kamu tidak hanya memperoleh kesenangan, melainkan secara tidak langsung batin kamu diperkaya dengan berbagai pengalaman hidup. Untuk dapat menemukan pesan dan nilai kehidupan dari karya yang kamu baca, kamu perlu memahami isinya.
Pada pembelajaran kali ini, kamu akan dapat menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan. Kegiatan menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan tentu tidak semudah menemukan tema dan pesan syair yang dibaca. Mengapa? Karena jika syair itu diperdengarkan berarti kamu hanya dapat mendengarkannya satu kali saja. Adapun jika syair itu berupa tulisan yang dibaca, kamu dapat membacanya berulang-ulang sampai dapat memahami isinya. Untuk itu, kamu harus berlatih dengan sungguh-sungguh.
Pada pembelajaran ini kamu juga akan dapat menemukan tema, latar, dan penokohan cerpen. Di samping itu, kamu juga akan belajar menyunting karangan. Siapa tahu, berbekal keterampilan menyunting karangan, kelak kamu dapat menjadi editor pada sebuah penerbitan. Tentu, sangat membanggakan, bukan?Untuk itu, ikutilah kegiatan pembelajaran sesuai dengan petunjuk.
3
47 Berkorban untuk Orang Lain 3
SYAIR SAPUTRA
Adapun akan Mangkunegara
Gundah tiada lagi terkira
Belas memandang Raja Putra
Semuanya sudah dalam penjara
Sungguh ia bersuka-suka
Hatinya gundah tiada berketika
Sangat pandai menyamarkan duka
Tiada rupa memandang muka
Jikalau memandang saudaranya
Di dalam penjara yang ketiganya
Berlinang-linang air matanya
Seboleh-bolehnya disamarkannya
Daripada ia tiada takutnya
Pada Prabu Nata ratu bangsawan
Hati yang gundah diliburkan
Dibawanya dengan bersesukaan
(Dikutip dari Syair Saputra, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Depdikbud, 1999) A. Menemukan Tema dan Pesan Syair yang Diperdengarkan
Di kelas VII, kamu telah belajar menulis pantun. Di samping pantun, ada jenis puisi lama yang lain, yaitu syair. Syair biasanya mengandung pesan atau nasihat. Kali ini kamu akan belajar menemukan tema dan pesan syair. Untuk itu, kegiatan yang harus kamu lakukan adalah (1) mengartikan kata-kata sulit/ungkapan dalam syair, (2) menemukan tema dan pesan syair yang dibaca, dan (3) mendengarkan untuk menemukan tema dan pesan syair.
1. Mengartikan Kata-kata Sulit/Ungkapan dalam Syair
Pada pembelajaran di kelas VII, kamu telah mengenal pantun. Di samping pantun, ada jenis puisi lama yang lain, yaitu syair. Berbeda dengan pantun, syair merupakan puisi lama yang tiap barisnya terdiri atas empat baris, bersajak a a a a , dan tidak mempunyai sampiran. Sebagaimana karya sastra lama yang lain, syair biasanya berisi nasihat.
Perhatikanlah contoh kutipan syair berikut!
Contoh 1
48 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX Di dalam syair tersebut, terdapat beberapa kata/ungkapan yang perlu dicari artinya, seperti: tiada berketika, seboleh-bolehnya, diliburkan, bersesukaan, peri, tunangan hidup, dan peri. Coba, carilah makna kata –kata dan ungkapan tersebut dengan bantuan kamus bahasa Indonesia!
2. Menemukan Tema dan Pesan Syair yang Dibaca
Setiap syair mengandung tema tertentu. Tema adalah gagasan utama yang mendasari syair. Gagasan utama syair dapat ditemukan jika kamu memahami isi syair. Karena “Syair Saputra” merupakan suatu cerita, isi syair baru dapat diketahui setelah membaca syair itu secara utuh. Dengan kata lain, tema syair baru dapat ditemukan setelah mendengarkan/membaca syair secara keseluruhan. Jadi, untuk dapat menangkap tema “Syair Saputra”, kamu harus mendengarkan atau membaca syair itu secara lengkap. Meskipun demikian, dari penggalan syair tersebut kamu dapat menangkap ide dasar atau temanya, yaitu kegundahan/kesedihan hati.
Syair, sebagai karya sastra lama di samping mempunyai tema juga mempunyai pesan. Pengarang melalui syairnya sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca itulah yang disebut pesan. Pesan yang ingin disampaikan pengarang itu dapat berupa pesan pendidikan, pesan moral, pesan keagamaan, dan sebagainya. Setelah membaca penggalan “Syair Saputra” kamu dapat menemukan pesan sebagai berikut: Jika kamu bersedih, simpanlah dalam hati.
Nah, diskusikan dengan teman kelompokmu tema dan pesan syair Contoh 2! Laporkan hasilnya di kelas agar dapat ditanggapi oleh kelompok lain!
3. Mendengarkan untuk Menemukan Tema dan Pesan Syair
Langkah menemukan tema dan pesan syair yang dibaca tentulah berbeda dengan langkah menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan. Jika syair yang akan kamu temukan tema dan pesannya ada di hadapanmu dan dapat kamu baca, tentulah kamu dapat mencermati berulang-ulang kata-kata di dalam syair tersebut. Sebaliknya,
Wahai Ananda hendaklah ingat
Hidup di dunia amatlah singkat
Banyakkan amal serta ibadat
Supaya selamat dunia akherat
Wahai Ananda dengarlah peri
Tunangan hidup adalah mati
Carilah bekal ketika pagi
Supaya tidak menyesal nanti
Sumber: Antologi Puisi Lama Nusantara, 2002
Contoh 2
49 Berkorban untuk Orang Lain 3
Syair Singapura Terbakar
(Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi)
...
Dengarlah kisah yang sahaya dapati
Ketika Singapura dimakan api
Asalnya dari rumah tukang besi
Dimakannya berkeliling habislah bersi.
Orang pun tengah makan minum di rumahnya
Ada yang bernyanyi dan memalu rebana
Ada yang mengukup kain bajunya
Dengan setanggi dan bunga-bunga.
Tengah budak-budak bermain kuda api
Orang pun berteriak-teriak mengatakan "Api!"
Terbitnya dari rumah tukang besi
Terkejutlah lemah tangan dan kaki.
Apinya bernyala hitamlah warna
Rasanya jiwa hilang ke mana-mana
Tiada tentu barang yang dijamah
Masing-masing pun berlari mendapatkan rumah.
Tiadalah dapat ditolong lagi apinya
Dimakannya rumah bersuka hatinya
Orang pun berlari-lari terlalu ramainya
Tetapi masing-masing memeliharakan hartanya.
Sumber: Karya Lengkap Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, karangan Amin Sweeney
jika syairnya diperdengarkan, kamu tidak dapat mencermati kata-katanya secara berulang-ulang karena pembacaan syair hanya dapat kamu dengarkan sekali saja. Oleh sebab itu, ketika mendengarkan syair kamu harus betul-betul memusatkan perhatian pada pembacaan syair tersebut agar kamu dapat segera menangkap maksudnya.
Berikut ini gurumu akan membacakan syair “Singapura Terbakar” karangan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah baik-baik! Perhatikan kata per kata, baris per baris, dan bait per bait dengan saksama! Setelah itu, tentukanlah tema dan pesan syair tersebut! Tunjukkan dengan alasan dan bukti-bukti yang mendukung! Diskusikan hasilnya dengan teman sekelompokmu! Laporkan hasil kerjamu secara tertulis!
50 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX B. Menemukan Tema, dan Latar, dan Penokohan pada Cerpen-cerpen dalam Satu Buku Kumpulan Cerpen
Selain membaca novel, kamu pasti pernah membaca cerpen yang ada dalam buku kumpulan cerpen, majalah, atau surat kabar. Apakah kamu dapat menikmati cerpen tersebut dengan baik? Agar dapat menikmati cerpen tersebut dengan baik, kamu harus memahami tema, latar, dan penokohannya. Jika kamu dapat menikmati dan memahami cerpen yang kamu baca, kamu tergolong siswa yang menyukai sastra. Dalam pembelajaran kali ini, kamu akan (1) menemukan tema, latar, dan penokohan cerpen dan (2) membandingkan beberapa cerpen dengan tema yang sama lalu membuat simpulan.
1. Membaca Cerpen untuk Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan
Salah satu tujuan membaca cerpen adalah untuk memahami isi cerita. Pemahaman tersebut antara lain meliputi pemahaman tema, latar, dan penokohan cerpen. Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Dengan kata lain, tema adalah gagasan dasar yang menopang sebuah cerita. Latar merupakan keterangan tentang tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Adapun penokohan adalah cara yang digunakan pengarang untuk menampilkan tokoh dalam cerita.
Untuk dapat memahami isi cerita, tentunya kamu harus membacanya dengan saksama, bukan? Nah, sekarang, bacalah cerpen berikut!
HITAM
Sabtu, pada pelajaran agama. Bu Efita berkali-kali melihat ke arahku. Aku jadi grogi sendiri.
“Alhamdulillah, Ibu senang sekali melihat ada seorang teman kalian yang baru berjilbab. Mari kita doakan sama-sama supaya Nana istiqomah dengan pakaian barunya itu, ya.”
Kurasakan darahku mengalir begitu deras, jantungku berdenyut tak karuan.
”Memang bab yang akan kita bahas kali ini adalah mengenai aurat. Setiap pria dan wanita yang sudah baligh memang diwajibkan menutup auratnya, ya… seperti apa yang dilakukan Nana pada hari ini, Ibu ingin tahu siapa yang nanti bakalan menyusulnya”.
Bangga rasanya pada keputusan yang berhasil kutentukan sendiri. Aku hijrah! Dengan harapan agar aku bisa lebih menjaga hati dengan jilbab ini, bisa lebih baik, bijaksana, seperti Rita. Memang, tidak semua seperti Bu Efita dan Rita yang saat tadi pagi jauh-jauh kutemui ke kelasnya, dia langsung memeluk aku tanpa lepas-lepas, saking gembiranya. Bahkan kalau kuperhatikan saat ini, rata-rata semua wajah lagi masam. Apalagi si Teo!
Cobaan selanjutnya datang setelah pelajaran pertama usai, Nur dengan tampang risihnya menegurku.
”Masya Allah Nana, alhamdulillah sih kamu sudah berhijrah, tapi ya harusnya pikirin dulu matang-matang dong, ah!” serunya.
“Udah kok, Nur. Sampai gosong malah,” kutanggapi dengan bercanda.
“Sampai gosong? Gosong kayak kulitmu?! Make jilbab ya jangan yang putih kayak gini dong Non, udah tahu pakai pramuka, yaa pakai jilbab warna agak gelap kek biar gak kontras banget
51 Berkorban untuk Orang Lain 3
ama muka!”
Sabar… sabar … !
“Hm, Nur, kayaknya kamu deh yang harus mikir matang-matang.”
“Hah? Nur bengong tidak mengerti.
“Yaah, kalau ngomong coba dipikir dulu matang-matang, sampe gosong kayak kulitku, kalau perlu! Kalau kamu selalu ngomong gak ngenakin kaya gitu aku kasihan, kulitmu sih boleh putih, tapi hati kamu …,” ucapanku sengaja kugantung. Mimik Nur berubah drastis, kaget luar biasa tampaknya.
Aku kembali meninggalkan Nur, pergi ke luar kelas, melihat indahnya alam di luar, melepaskan segala beban di hatiku, mumpung Pak Nusyir belum masuk. Rugi aku kalau harus mencerna omongan negatif. Mendingan langsung dimuntahin.
Sambil melihat putihnya awan di atas sana, aku mencoba mengulas senyum.
“Awan boleh putih, kulitku boleh hitam, tapi hatiku harus diputihkan.”
Yang barusan bukannya puisi, melainkan sebuah tekad di hatiku. Sekarang dengan santai aku bisa berkata meniru slogan-slogan iklan di TV. Swear! Kulit hitam? Siapa takuuut!!! Atau, hitam?! Ya nggak masyalah! He… he…
Dikutif dari Antologi Cerpen The Story of Jomblo, 2005.
Dapatkah kamu menyebutkan tema cerpen tersebut? Jika kamu membacanya dengan teliti, pasti kamu dapat menyebutkan temanya, yaitu keteguhan pendirian. Nana sudah memutuskan untuk memakai jilbab. Keputusannya itu tidak berubah meskipun datang cemoohan dari teman-temannya. Bagaimana latarnya? Peristiwa dalam cerita tersebut terjadi pada hari Sabtu, di sekolah Nana saat ada pelajaran agama. Tokoh utamanya Nana yang digambarkan sebagai anak yang baru saja memakai jilbab. Ia mempunyai pendirian yang teguh. Di samping mendapat pujian dari Bu Efita dan Rita, ia juga mendapat cemoohan dari teman-temannya. Meskipun demikian, ia tetap pada pendiriannya, memakai jilbab.
Nah, sekarang kamu sudah mengetahui bagaimana cara menemukan tema, latar, dan penokohan cerita. Selanjutnya, bacalah dengan cermat cerpen berikut!
KENANGAN YANG TERTINGGAL
Oleh: Gola Gong
Ketika rencana pembuatan jalan bebas hambatan itu jadi pembicaraan di surat kabar dan televisi, maka Buyunglah yang paling gelisah di antara seisi rumah. Bagaimana tidak. Proyek jalan tol itu melintasi tanah orang tuanya, tempat padepokan seninya berada. Jika tanah orang tuanya kena gusur, berarti hilang sudah padepokannya, tempat dia belajar kesenian bersama teman-teman sekolahnya.
52 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX Tapi, bapak, ibu, dan kedua kakak perempuannya malah menyambut gembira rencana itu. Kelihatannya mereka sedang membayangkan uang ganti rugi yang mencapai puluhan juta. Wah, Bapakku bisa tambah kaya, nanti! Pikir Buyung. Dan kalau Buyung mencoba menentang rencana penggusuran tanah itu, kedua kakaknya pasti menertawakannya dan dengan kompak mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang terlalu mementingkan dirinya sendiri. Egois. Tidak mementingkan orang banyak.
“Padepokan Buyung bagaimana, Pak?” Protes Buyung manja.
“Padepokan saja yang kamu urusi, Buyung!” kata Bapak agak kesal. Beliau memasukkan tembakau ke pipa cangklongnya. “Kamu kan bisa bikin lagi di tanah Bapak yang lain! Bikin padepokan lagi di sana!”
Tanah orang tuanya memang banyak. Warisan turun temurun. Jika tanah tempat padepokannya itu kena proyek jalan tol, maka tanah bapaknya masih bertebaran. Bapaknya memang terkenal dengan sebutan feodal, juragan tanah, karena punya tanah di mana-mana. Bapaknya sangat disegani orang-orang. Tapi, walaupun begitu bapaknya selalu mengelak jika dicalonkan menjadi kepala desa atau yang lebih tinggi dari itu. Misalnya anggota dewan di kabupaten sekalipun. Bapaknya cukup merasa bahagia mengurusi usaha dagang material bangunan sambil mengawasi sawahnya dan sesekali pergi memancing di irigasi.
Sebagai anak bungsu Buyung terus merengek tidak mau terima dengan rencana gila itu. Namun bapaknya bilang, untuk pembangunan kita harus mau berkorban. Apalagi untuk kepentingan umum. Buyung tidak bisa berkutik. Ya, dia bisa saja membuat lagi padepokan di tanah yang lain, tapi tak semudah itu! Padepokan seninya sudah dia dirikan sejak SMP. Itu berarti lima tahun yang lalu.
Di tanah bapaknya yang berupa pesawahan, di sebuah sudutnya ada kantong kecil berupa hutan kecil yang rimbun dengan pepohonan. Ada jambu air, mangga, jambu batu, pepaya, kedondong, rumpun bambu, dan segerombolan pohon pisang. Dengan seizin bapaknya dibangunlah sebuah gubuk beratapkan daun kelapa dan bangku-bangku dari bambu di halamannya. Ada panggung kecil di tengah-tengahnya, tempat kelompok teater sekolah bermain. Itulah padepokan seninya. Dia menamai padepokannya dengan sebutan ”Padepokan Rumah Seni”.
Di padepokan itulah Buyung menyalurkan gairah seninya. Hampir setiap sore ia duduk berangin-angin, melukis para petani, kerbau, lumpur, padi, sungai, irigasi, dan gunung. Setiap malam Minggu, seusai berkumpul dengan kawan-kawan sekolahnya, Buyung menghabiskan malam di padepokan bersama teater sekolahnya; menanak nasi liwet sambil berburu belut dan kodok swike di sawah, atau menyembelih ayam. Pada hari-hari yang hening dan romantis, Buyung membuat puisi dan cerita pendek.
Itulah mengapa padepokan ini sangat penting bagi Buyung. Rasanya tak ada yang berharga lagi di muka bumi ini setelah keluarga dan kelompok teaternya selain padepokannya. Hancur dan remuk jiwanya setelah tahu pasti enam bulan lagi segalanya akan dicakar-cakar oleh buldoser. Akan rata dengan bumi dan di atasnya akan dilapisi aspal panas. Akan dilindasi roda-roda gila kendaraan yang menuju daerah wisata di pantai Anyer. Orang-orang Jakartalah yang sebetulnya menuntut jalan tol ini dibuat, karena dengan begitu mereka bisa lebih lancar berwisata ke Anyer.
53 Berkorban untuk Orang Lain 3
Selanjutnya, bergabunglah dengan temanmu yang lain membentuk sebuah kelompok yang terdiri atas 4—5 orang, lalu diskusikanlah hal-hal berikut!
a. Dalam cerpen yang berjudul “Kenangan yang Tertinggal” terdapat seorang tokoh utama. Siapakah dia? Deskripsikan tokoh itu secara lengkap!
b. Apa permasalahan yang dihadapi oleh tokoh utama?
c. Identifikasilah latar cerpen tersebut!
d. Sebutkan tema cerpen tersebut disertai alasannya!
e. Cocokkah perilaku tokoh cerita tersebut dengan sebagian perilaku masyarakat kita saat ini? Jelaskanlah!
f. Bacakan hasil pekerjaan kelompokmu di depan kelas agar dapat ditanggapi oleh kelompok lain!
2. Membandingkan Beberapa Cerpen dan Membuat Simpulan
Pada bagian 1, kamu telah membaca kutipan cerpen berjudul “Kenangan yang Tertinggal” dan memahami isinya. Sekarang, kamu akan meluaskan pemahamanmu tentang cerpen dengan membandingkan cerpen tersebut dengan kutipan cerpen berikut. Bacalah dengan saksama, lalu bandingkan isinya!
Berarti Buyung cuma punya sisa waktu enam bulan lagi untuk menghabiskan hari-harinya bersama kelompok teaternya di padepokan. Bersamaan dengan pengumuman hasil ujian akhir sekolahnya.
”Pokoknya, dalam sisa waktu yang sedikit ini, Buyung memilih tinggal di padepokannya saja!”
”Buyung!” ibunya berusaha mencegah.
”Biarin aja, Bu!” kata kakak perempuannya yang nomor dua.
Buyung sudah duduk di sadel sepeda gunungnya. Ransel kecil yang penuh dengan perbekalan nemplok di punggungnya. Dia sudah memutuskan untuk mengungsi ke padepokannya, merasakan bagaimana nikmatnya hidup di padepokan. Menjadi orang bebas dan raja kecil bagi dirinya sendiri.
”Buyung kan nggak pergi jauh, Bu,” katanya. ”Cuma beberapa kilo saja dari rumah. Kalau Ibu kangen kan bisa nengok Buyung di padepokan sambil bawa panggang ayam kesukaan Buyung,” si bungsu itu tersenyum menghibur ibunya. ”Itung-itung menikmati hari-hari terakhir padepokan, Bu!”
Bapaknya hanya mengangguk saja, membiarkan Buyung dengan pilihannya.
Buyung mengayuhkan sepeda gunungnya ke luar kota. Membelok ke jalan perkampungan. Angin sore yang segar dan bau lumpur membuat dadanya lapang. Dia menyeberangi jembatan irigasi. Kini di atas tanah ayahnya sudah dipancang tiang-tiang beton dan kawat berduri. Untuk mencapai padepokannya, Buyung harus menerobos pagar itu. Ini sangat menyiksa batinnya. Dia merasa sudah kehilangan padepokannya saat ini juga.
Dikutip dari Antologi Cerpen Pilihan The Story of Jomblo, 2005.
54 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX HANYA KARENA CERITA ITU
oleh R.F. Dhonna
"Uh, kok mati lagi sih airnya!" gerutu Biya dari dalam kamar mandi. "Gue belum mandi, nih... ."
"Nimba di luar aja, Biy," timpalku sekeluar Biya dari kamar mandi.
"Hah, nimba? Malem-malem gini?"
"Iya, kenapa? Aku aja barusan mbilas piring-piring ini di sumur."
"Hiy... ," Biya bergidik.
"Makanya, mandi tuh jangan malem-malem. Anak cewek, mandi malem. Nggak baik bagi kesehatan, Biy," nasihatku kemudian.
"Suka-suka gue dong... ," balas Biya sambil ngeloyor pergi.
Hhh... memang repot. Terlalu sering hujan, malah banjir. Tapi kalau kemarau panjang seperti sekarang, air susah. Dan kekurangan air bagi mahasiswa seperti aku, adalah bencana. Pergi kuliah nggak pake mandi, akan menjadi kebiasaan harian, jadi males masak, dan pengeluaran bulanan jadi membengkak untuk laundry. Padahal sebagai anak kos yang hidup jauh dari orang tua, harus bisa berhemat.
Satu hal menarik yang aku syukuri dari fenomena ini, gara-gara krisis air, teman-temanku yang tidak pernah pergi ke masjid dekat tempat kos, jadi sering ke sana. Memang sih, untuk numpang mandi. Tapi lama-kelamaan, mereka pasti ingin salat jamaah di situ juga kan?
"Isa... !" Teriak seseorang dari kamarku.
"Ya... , aku di dapur.. ," sahutku kemudian. Rupanya Vivi yang memanggilku. "Ada apa, Vi?" Kulihat Vivi ketakutan.
"Kamu tidur di kamarku ya, temenin aku."
"Lho, Syifa kemana?" Tanyaku sambil melap piring-piring yang sudah bersih.
"Kan lagi mudik... ."
"Kenapa sih, cerita itu lagi?" Vivi diam. "Vivi, Vivi. Kamu tuh kebanyakan nonton film horor. Makanya, kalo ngerasa penakut, jangan nonton. Apalagi ngerumpiin cerita serem. Nggak usah deh."
"Tapi Is, cerita anak-anak kos depan itu bener, asli nggak bohong."
"Trus, kamu percaya juga kalo setiap tempat kos itu ada penunggunya? Mending pulang sana, berhenti kuliah sekalian."
"Buat ngusir hantu," jawab Vivi pendek.
"Oh..," hanya itu yang keluar dari mulutku.Tapi sebenarnya pikiranku kini penuh dengan ketidakmengertian yang ingin aku ungkapkan. "Ya udah, aku masuk dulu ya... ," kutinggalkan Vivi sendiri.
Seusai salat maghrib, aku merenung panjang. Kukeluarkan semua keluh kesahku, pada Rabb Yang Maha Tahu segala rahasia di balik kehendak-kehendak-Nya. Kenapa baru saat seperti ini terdengar semarak lantunan ayat suci di tempat ini? Kemana suara-suara itu selama ini? Apakah bacaan Alquran memang hanya untuk mengusir hantu? Padahal di setiap kamar teman-temanku, ada sebuah Alquran di atas meja belajarnya. Apakah itu
55 Berkorban untuk Orang Lain 3
Cerpen 3
Senyum Karyamin
Cerpen Ahmad Tohari
Si paruh udang kembali melintas cepat dengan suara mencecet. Karyamin tak lagi membencinya karena sadar, burung yang demikian sibuk pasti sedang mencari makan buat anak-anaknya dalam sarang entah di mana. Karyamin membayangkan anak-anak si paruh udang sedang meringkuk lemah dalam sarang yang dibangun dalam tanah di sebuah tebing yang terlindung. Angin kembali bertiup. Daun-daun jati beterbangan dan beberapa di antaranya jatuh ke permukaan sungai. Daun-daun itu selalu saja bergerak menentang arus karena dorongan angin.
"Jadi, kamu sungguh tak mau makan, Min?" tanya Saidah ketika melihat Karyamin bangkit.
hanya untuk penghias saja, seperti kaligrafi-kaligrafi yang terpajang di rumah-rumah mewah yang di dalamnya tak ditemukan ketenangan batin? Mungkinkah suara ayat-ayat indah ini tetap menggema meskipun cerita hantu itu mereda?
Yang lebih aneh lagi, beberapa hari yang lalu teman-temanku heboh memasang kain jampi-jampi di atas pintu kamarnya. Kata mereka, itu dibeli dari seorang kiai yang sakti. Aku kira, semua itu percuma. Toh, tingkah laku mereka masih terpengaruh setan.
"Apa sebenarnya keinginan mereka. Apakah mereka menginginkan ketenangan batin? Kenapa mereka tidak mencarinya dengan cara mendekatkan diri kepadaMu, Rabb... ," tangisku. Dan seperti biasa, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan mereka sambil mencoba menyadarkan mereka....
* * *
"Assalamualaikum.... ," ups! Tak ada jawaban. Salamku kalah dengan suara hingar bingar musik.
"Lho, Vi, kok nggak ngaji. Padahal ini malam Jumat, kan? Nggak takut lagi nih, sama hantu?" Kutanya Vivi yang sedang asyik bersenandung.
"Kan udah ada penangkalnya... ," jawab Vivi pendek.
"Oooh... ," lagi-lagi hanya itu yang bisa keluar dari mulutku. Tanda tanyaku terjawab sudah. Seiring meredanya isu hantu itu, mereka kembali kepada kebiasaan lamanya, seperti menyetel musik keras-keras, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Padahal aku telah banyak memetik hikmah dari peristiwa ini, meskipun semua itu bukan karena Allah.
Kini, kembali konsentrasi belajarku terganggu, setelah beberapa bulan lamanya aku mendapatkan suasana yang kondusif untuk belajar dengan baik.
Tidurku pun sekarang tidak senyenyak tidur Ashabul kahfi lagi. Ingin pindah kos, sementara ini masih susah mencari tempat kos yang murah.
Kalau sudah begini, ingin rasanya aku tiupkan kembali isu hantu yang lebih heboh dari kemarin. Tapi... itu sama saja dengan membetikkan dosa pada diriku sendiri. Serba salah. Hhh..., ternyata hanya karena cerita itu.... **
56 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX "Tidak. Kalau kamu tak tahan melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat lenganmu habis karena utang-utangku dan kawan-kawan."
"Iya Min, iya, tetapi . . . . "
Saidah memutus kata-katanya sendiri karena Karyamin sudah berjalan menjauh.
Tetapi Saidah masih sempat melihat Karyamin menolehkan kepalanya sambil tersenyum, sambil menelan ludah berulang-ulang. Ada yang mengganjal di tenggorokan yang tak berhasil didorongnya ke dalam. Diperhatikannya Karyamin yang berjalan melalui lorong liar sepanjang tepi sungai. Kawan-kawan Karyamin menyeru-nyeru dengan segala macam seloroh cabul. Tetapi Karyamin hanya sekali berhenti dan menoleh sambil melempar senyum.
Sebelum naik meninggalkan pelataran sungai, mata Karyamin menangkap sesuatu yang bergerak pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh, si paruh udang. Punggung biru mengkilap, dadanya putih bersih, dan paruhnya merah saga. Tiba - tiba burung itu menukik menyambar ikan kepala timah sehingga air berkecipak. Dengan mangsa diparuhnya, burung itu melesat melintas para pencari batu, naik menghindari rumpun gelangan dan lenyap di balik gerumbul pandan. Ada rasa iri di hati Karyamin terhadap si paruh udang. Tetapi dia hanya bisa tersenyum sambil melihat dua keranjangnya yang kosong.
Sesungguhnya Karyamin tidak tahu betul mengapa dia harus pulang. Di rumahnya tak ada sesuatu buat mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Istrinya juga tak perlu dikhawatirkan. Oh ya, Karyamin ingat bahwa istrinya memang layak dijadikan alasan buat pulang. Semalaman tadi istrinya tak bisa tidur lantaran bisul di puncak pantatnya. "Oleh karena itu, apa salahnya bila aku pulang buat menemani istriku yang meriang."
57 Berkorban untuk Orang Lain 3
Karyamin mencoba berjalan lebih cepat meskipun kadang secara tiba-tiba banyak kunang-kunang menyerbu ke dalam rongga matanya. Setelah melintasi titian Karyamin melihat sebutir buah jambu yang masak. Dia ingin memungutnya, tetapi urung karena pada buah itu terlihat bekas gigitan kampret.
Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena dibalik tanjakan itulah rumahnya.
Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti, dan termangu. Dibayangkannya isterinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.
Masih dengan seribu kunang-kunang di matanya, Karyamin mulai berpikir apa perlunya dia pulang. Dia merasa pasti tak bisa menolong keadaan, atau setidaknya menolong istrinya yang sedang menghadapi dua penagih bank harian.Maka pelan-pelan Karyamin membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di bawah sana Karyamin melihat seorang lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak kemerahan meyakinkan Karyamin bahwa lelaki itu adalah Pak Pamong.
“Nah, akhirnya kamu ketemu juga, Min. Kucari kau di rumah, tak ada. Di pangkalan batu, tak ada. Kamu mau menghindar, ya?”
“Menghindar?”
“Ya. Kamu memang mbeling, Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum berpartisipasi. Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama kaupersulit.”
Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar, Karyamin juga mendengar detak jantung sendiri. Tetapi Karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging senyum. Senyum yang sangat baik untuk mewakili kesadaran yang mendalam akan diri sendiri serta situasi yang harus dihadapinya. Sayangnya, Pak Pamong malah menjadi marah oleh senyum Karyamin.
“Kamu menghina aku, Min?”
”Tidak, Pak. Sungguh tidak.”
Kalau tidak, mengapa kamu tersenyum-senyum? Hayo cepat, mana uang iuranmu?”
Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras. Demikian keras sehingga mengundang seribu lebah masuk ke telinganya, seribu kunang masuk ke matanya. Lambungnya yang kempong berguncang-guncang dan merapuhkan keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha menahannya. Sayang, gagal.
Sumber: Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin, 1989
58 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX Setelah kamu membaca dengan saksama ketiga cerpen tersebut, kerjakan secara berkelompok hal-hal berikut!
a. Bandingkanlah latar, penokohan, dan tema ketiga cerpen dengan format sebagai berikut!
Unsur
Kenangan
yang Tertinggal
Hanya karena
Cerita Itu
Senyum
Karyamin
Tema
Latar
Penokohan
b. Tulislah simpulan dari perbandingan ketiga cerpen tersebut!
c. Bacakanlah hasil pekerjaan kelompokmu secara bergantian dengan kelompok lain dan saling menanggapi! C. Menyunting Karangan Sendiri/Orang Lain
Sebelum dibaca oleh umum atau diterbitkan, sebuah tulisan yang baik terlebih dahulu harus disunting. Penyuntingan merupakan proses memeriksa kembali sebuah tulisan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada sehingga tulisan tersebut layak untuk dipublikasikan atau dibaca umum.
Pada pelajaran kali ini kamu diajak mempelajari salah satu aspek penyuntingan, yaitu menyunting ejaan dan tanda baca, pilihan kata, dan kalimat. Agar pembelajaran berhasil, aktivitas yang harus kamu lakukan adalah (1) menyunting ejaan dan tanda baca, (2) menyunting pilihan kata, dan (3) menyunting kalimat.
1. Menyunting Ejaan dan Tanda Baca
Menyunting ejaan dan tanda baca berarti menemukan dan memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca yang terdapat di dalam sebuah tulisan. Agar dapat memperbaiki ejaan dan tanda baca dalam sebuah tulisan, kamu harus menguasai kaidah-kaidahnya. Untuk dapat menguasai kaidah ejaan dan tanda baca, kamu harus mempelajari buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), Edisi II Tahun 1988.
Di kelas VII dan VIII kaidah-kaidah ejaan dan tanda baca itu sudah kamu pelajari. Dengan demikian, kamu pasti sudah menguasai kaidah ejaan dan tanda baca sesuai dengan pedoman EYD. Meskipun demikian, agar dapat menyunting karangan dengan baik, kamu harus banyak berlatih. Oleh karena itu, kerjakan pelatihan berikut!
Baca dan cermati dua teks berikut dengan saksama kemudian kerjakan tugas berikut!
59 Berkorban untuk Orang Lain 3
Banyak penyelam dan orang-orang yang gemar menyelam datang ke bunaken. Mereka tidak hanya datang dari seluruh indonesia tetapi juga dari seluruh dunia. Mereka datang karena laut Bunaken mengandung biota laut yang langka dan jarang ditemukan ditempat lain. Panorama bawah laut yang mempesona menjadi pemikat untuk datang ke Bunaken.
Untuk mengantisipasi wisatawan yang melancong ketaman laut bunaken pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta menyediakan tempat-tempat penginapan. Berbagai sarana dan pendukung lainnya pun telah disediakan.
Salah satu pihak swasta yang turut mengelola paket wisata ke Bunaken adalah nusantara diving centre. Pada tahun 1985 pengelola swasta ini pernah mendapat penghargaan kalpataru karena berperan aktif menyelamatkan kelestarian alam Bunaken.
a. Identifikasilah kesalahan penulisan kata depan, penggunaan huruf kapital, pemakaian tanda koma, tanda titik, dan pemakaian tanda petik yang ada dalam teks! Tulislah pembetulannya dengan format yang ada!
b. Gunakan hasil identifikasi itu untuk menuliskan kembali pembetulan teks yang ada!
c. Sebagai panduan, pinjam dan bacalah buku Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan Edisi II yang terdapat di perpustakaan sekolah atau milik gurumu!
Teks 1
Ikan gurita yang disebut hexapus ini hanya mempunyai enam kaki berarti dua lebih sedikit dari ikan gurita normal yang mempunyai delapan kaki. Angkatan laut Inggris menemukan seekor gurita berkaki enam tersebut dan mengatakan bahwa penemuan itu merupakan penemuan pertama didunia.
Menurut para ahli biologi gurita berkaki enam tersebut merupakan kelainan fisik sejak lahir mereka belum menemukan adanya spesies baru bagi gurita berkaki enam ini. Kami telah menggali banyak sumber tentang gurita, dan bertanya banyak pada para pengelola akuarium laut dan tak seorang pun yang pernah menemukan kasus gurita enam kaki, ujar Carey Duckhouse, seorang supervisor dari Blackpool Sealife Centre yang berlokasi dibarat laut Inggris.
Sumber: Yunior, Edisi 3. Minggu, 9 Maret 2008
Teks 2
60 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX Tabel Identifikasi Kesalahan dan Pembetulannya
No.
Jenis Kesalahan
Kalimat yang Salah Penulisannya
Pembetulan
1.
Penggunaan huruf kapital
2.
Penggunaan tanda koma
3.
Penggunaan tanda titik
4.
Penggunaan tanda petik
5.
Penulisan kata depan
2. Menyunting Pilihan Kata (Diksi)
Menyunting pilihan kata (diksi) berarti memperbaiki penggunaan kata dalam suatu teks. Penggunaan kata yang tepat dipengaruhi oleh situasi. Dalam situasi resmi, misalnya dalam tulisan ilmiah, kita dituntut untuk menggunakan kata baku. Sebaliknya, dalam situasi tidak resmi, misalnya dalam percakapan sehari-hari, kita dapat menggunakan kata-kata tidak baku.
Coba, perhatikan penggunaan kata baku dan kata tidak baku berikut!
Baku
Tidak Baku
Aku hanya ingin menguji kemampuanmu.
Aku cuma ingin menguji kemampuanmu.
Kalung yang hilang itu telah diketemukan kemarin.
Kalung yang hilang itu itu telah ditemukan kemarin.
Sebagai pelatihan, cermati teks berikut! Temukan kesalahan diksinya kemudian tulislah kembali pembetulan teks tersebut!
Hati-hati, tubuh gemuk bisa memicu timbulnya berbagai penyakit, misalkan jantung, diabetes, dan hipertensi. Coba bayangin, gimana rasanya kalau kita menderita penyakit kayak gitu. Makanya, kamu jangan sampai kegemukan. Tetapi bagaimana caranya? Kamu harus banyak makan makanan yang mengandung protein dan serat, kayak buah, sayur, atau yogurt. Di samping itu, kamu harus banyak minum air putih. Olahraga secara teratur juga dapat mengurangi kegemukan.
3. Menyunting Kalimat
Kalimat yang digunakan dalam sebuah karangan harus efektif. Salah satu ciri kalimat efektif adalah hemat dalam penggunaan kata. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menjelaskan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan kata yang tidak diperlukan sepanjang tidak menyalahi kaidah.
61 Berkorban untuk Orang Lain 3
Penghematan itu dapat dilakukan dengan cara menghindarkan penggunaan kata yang bersinonim dalam sebuah kalimat.
Perhatikan dua contoh kalimat berikut!
1. Tumbuhan pun juga bernafas seperti manusia.
2. Bunaken adalah merupakan objek wisata yang sangat terkenal dengan keindahan lautnya.
Pada kalimat pertama terdapat penggunaan kata pun dan juga. Kedua kata tersebut bersinonim atau bermakna sama. Pada kalimat kedua juga terdapat penggunaan kata adalah dan merupakan. Kedua kata tersebut juga bersinonim. Agar kedua kalimat tersebut efektif, kata yang bersinonim itu hendaknya digunakan salah satu. Jadi, perbaikan kalimat tersebut adalah:
1. a. Tumbuhan pun bernafas seperti manusia.
b. Tumbuhan juga bernafas seperti manusia.
2. a. Bunaken adalah objek wisata yang sangat terkenal dengan keindahan lautnya.
b. Bunaken merupakan objek wisata yang sangat terkenal dengan keindahan lautnya.
Tugasmu adalah menemukan penggunaan kata yang tidak hemat dalam teks berikut dan memperbaikinya.
Contoh!
Teks 1
Ketika menghadiri pesta ulang tahunku Sherin memakai gaun merah. Begitu kupanggil dengan bergegas ia naik ke atas panggung. Namun tanpa disangka kakinya tersandung. Tak ayal lagi ia terpelanting dan jatuh ke bawah. Kakinya terkilir. Yudi yang kebetulan berada di dekat Sherin terjatuh pula. Kakinya pun terkilir pula.
Teks 2
Tumbuhan pemakan daging pun juga mempunyai akar sebagaimana tumbuhan pada umumnya. Namun, karena tanah yang didiami kurang subur, maka mereka mencari tambahan nutrisi dengan memakan serangga. Tumbuhan yang memiliki tabiat "buas" itu seperti misalnya kantung semar. Tumbuhan khas Indonesia ini adalah merupakan pemangsa serangga. Kantung semar yang dalam bahasa Inggris disebut monkey cup, tersebar di kawasan tropis dari Australia hingga Madagaskar.
62 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX Pada unit 3 kamu telah belajar menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan, menemukan tema, latar dan penokohan pada cerpen-cerpan dalam satu kumpulan cerpen, dan menyunting karya sendiri dan orang lain. Dalam pembelajaran menemukan tema dan pesan syair, kamu telah belajar mengartikan kata-kata sulit/ungkapan , membuat parafrase syair, menemukan tema dan pesan syair, dan mendengarkan syair untuk menemukan tema dan pesan. Pada pembelajaran menemukan tema, latar, dan penokohan cerpen pada kumpulan cerpen kamu telah belajar membaca cerpen untuk menemukan tema, penokohan, dan latar serta membandingkan cerpen untuk mengambil kesimpulan. Pada pembelajaran menyunting karya sendiri atau orang lain, kamu telah belajar menyunting ejaan dan tanda baca, diksi, dan kalimat.
Rangkuman
A. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Perhatikan penggalan syair berikut!
Wahai Ananda bijak bestari
Tulus ihklas dalam berbudi
Berkorban dengan hati yang suci
Berbuat kebijakan usah berhenti
Syair di atas mengandung pesan utama agar kita ....
A. ihklas dalam berkorban
B. selalu berbuat kebaikan
C. menjadi orang yang bijaksana
D. menjadi orang yang berbudi
2. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Setelah tiga bulan menjabat komandan peleton, malam-malam aku kerap susah tidur. Makin hari makin banyak hal-hal yang harus kupecahkan. Kebencian padaku di antara anak buahku bertambah menjengkelkan. Menyiksa benar kegentaran akan kemungkinan-kemungkinan buruk. Tidak mustahil aku akan tertembak dari belakang. Siapa tahu di dada atau di punggungku akan bersarang pisau belati. Kadang-kadang aku merasa putus asa.
Evaluasi
63 Berkorban untuk Orang Lain 3
Sesuai dengan kutipan di atas, tokoh aku mengalami suasana jiwa yang diliputi ....
A. kesedihan
B. penyesalan
C. keresahan
D. keragu-raguan
3. Penggunaan tanda koma yang benar terdapat pada kalimat …
A. Ibunya sakit, sehingga ia tidak masuk sekolah.
B. Atas usul polisi, dokter melakukan autopsi.
C. Mereka tidak setuju, karena gagasan itu tidak masuk akal.
D. Dia berpendapat, bahwa surat itu tidak penting.
4. Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah ...
A. Barang-barang itu saya beli dengan hasil keringat saya sendiri.
B. Melalui tangan-tangan terampil, eceng gondok dibuat tas.
C. Banjir kerap terjadi jika musim hujan tiba.
D. Selama dua bulan ini terajual sekitar dua ratus sandal.
5. Perhatikan paragraf berikut!
(1) Tumbuhan karnifora menyukai tempat berair dan banyak sinar matahari. (2) Mereka memangsa serangga dan hewan kecil seperti lalat, nyamuk, belalang, atau semut. (3) Banyak orang menyukai tumbuhan ini karena mereka ingin melihat cara mereka “memakan” mangsa. (4) Namun, jangan membayangkan tampang mereka seram seperti monster. (5) Tumbuhan ini memiliki bunga cantik dan warna warni dengan aroma wangi sehingga banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias.
Paragraf yang tidak padu di atas dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan kalimat ke ....
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
6. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
“Dito, kamu kenapa sih, ngomong dong, kalau ada masalah”, pintaku.
“Hancur, semua hancur,” jawabnya lirih.
“Teng, teng, teng,” tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi.
“Dit, nanti istirahat kutunggu di belakang kantin,” kataku sambil meninggalkannya empat duduknya.
Dialog antara Dito dan Aku tersebut terjadi di ...
A. sekolah
B. kelas
C. kantin sekolah
D. halaman sekolah
64 Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Setelah berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam pembelajaran ini, cobalah kamu renungkan kembali apa yang telah kamu kuasai dan belum kamu kuasai. Jelaskan kesanmu terhadap pembelajaran yang telah kamu laksanakan dengan memberikan tanda centang (√) pada panduan berikut!
No.
Pertanyaan Pemandu
Ya
Tidak
1.
Saya dapat menemukan tema dan pesan syair yang saya dengarkan dengan mudah.
2.
Saya senang mendengarkan pembacaan syair karena di dalamnya terkandung pesan kebaikan.
3.
Saya dapat menjelaskan latar cerita yang saya baca dengan mudah.
4.
Saya dapat menemukan penokohan cerita yang saya baca dengan mudah.
5.
Saya dapat menemukan tema cerita yang saya baca dengan mudah.
6.
Saya senang membaca cerpen karena di dalamnya terkandung pesan yang bermanfaat.
7.
Saya dapat menemukan kesalahan penggunaan kata dan kalimat pada karangan yang saya buat.
8.
Saya dapat memperbaiki kesalahan penggunaan kata dan kalimat pada karangan yang saya buat.
B. Kerjakan tugas berikut!
1. Suntinglah teks di bawah ini dari segi ejaan, diksi, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragrafnya!
Nilon adalah merupakan serat sintetis. Bentuknya memanjang, sehingga digunakan sebagai tali atau dirangkai jadi tekstil. Sekarang nilon juga digunakan sebagai campuran beton untuk membangun gedung bertingkat atau jembatan besar. Penemunya adalah ilmuwan Amerika Serikat Wallace Hume Carothers.
2. Bacalah sebuah cerpen kemudian temukan tema, latar, dan penokohannya, dengan alasan/bukti yang mendukung dan mengisikannya dalam format berikut!
Refleksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar